Jumat, 01 April 2011

Avril Lavigne - What The Hell

Style, Context and Register

A. Style
Style dapat didefinisikan sebagai perbedaan varian atau bentuk – bentuk bahasa yang digunakan bagi maksud yang sama berdasarkan situasi tertentu. Variasi bahasa di sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat / kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturannya yang tidak bersifat homogen. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register).
Contoh: Saat berbicara dengan teman sebaya dalam kehidupan sehari – hari, gaya
bicara yang digunakan lebih santai dan cenderung tidak formal, misalnya: “Hey… soal ini gimana caranya?”
Tetapi jika berbicara kepada dosen, gaya bicara yang digunakan pasti lebih formal dan teratur, misalnya: “Maaf Pak, bagaimanakah cara menyelesaikan soal ini?”

1. Listener menentukan style (Addressee as an influence on Style)
Siapa penerima pesan, listener atau orang yang kita ajak berbicara. Biasanya dilihat dari keakraban pada listener, latar belakang, intensitas bertemu speaker kepada listener yang menentukan gaya atau variasi bahasa yang kita gunakan. Jika sudah akrab atau mengenali lebih dekat, maka gaya bahasa yang digunakan cenderung lebih santai. Sebaliknya, saat kita berbicara kepada orang yang belum terlalu dikenal, maka gaya bahasa yang kita pakai akan lebih teratur.
Contoh: Bahasa yang dipakai saat berbicara dengan kakak dirumah, misalnya: “Kak,
handphone adik dimana?”
Bahasa yang dipakai saat berbicara dengan orang lain: “Maaf bu, syarat menjadi anggota perpustakaan apa saja kalau boleh saya tau?”

Chaer (2004:62) mengatakan bahwa variasi bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan penggunanya, Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:

a.) Umur dari penerima pesan / listener (Age of Addressee)
Gaya bahasa yang kita gunakan saat berbicara kepada anak kecil dan orang dewasa pastilah berbeda. Saat berbicara kepada anak kecil, gaya bahasa dan susunan gramatikal yang dipakai cenderung lebih mudah dipahami, susunan grammatikal yang dipakai pun lebih sederhana. Sebaliknya, saat berbicara kepada orang dewasa, maka kalimat dan susunan gramatikal yang dipakai akan lebih kompleks.
Contoh: Bahasa yang dipakai saat menghadapi anak berumur 5 tahun: “Adik maem
dulu ya….”
Bahasa yang dipakai pada orang dewasa: “Ayah, setelah makan jangan lupa obatnya diminum…”

b.) Status Sosial dari listener (Social Background of Addressee)
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain scbagainya. Misalnya, gaya bahasa yang kita pakai kepada orang yang biasa berada di jalanan, berbeda dengan cara kita berbicara dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi.

2. Teori Akomodasi (Accommodation Theory)
Merupakan teori tentang cara – cara untuk menyesuaikan saat berkomunikasi antara speaker dan listener. Adapun efek, cara dan masalah dalam melakukan komunikasi, diantaranya:

a.) Speech Convergence
Contoh sebelumnya menunjukkan bahwa ketika orang berbicara satu sama lain pembicaraan mereka sering menjadi lebih serupa. Dalam kata lain, saat berkomunikasi, setiap orang menyatu dengan pembicaraan dari orang yang mereka ajak bicara. Proses ini disebut speech accommodation.
Yang dimaksud dengan speech convergence adalah efek yang ditimbulkan dimana saat melakukan pembicaraan, listener dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh speaker. Dengan kata lain, speech convergence adalah kata lain dari komunikasi yang nyambung, tidak missed communication.
Untuk mendapatkan speech convergence, antara speaker dan listener harus memiliki shared knowledge yang sama.
Contoh: Saat P1 (speaker) berbicara kepada P2 (listener) tentang “Megamind”. Jika
P1 atau P2 saja yang memiliki konsep tentang Megamind, maka saat melakukan permbicaraan tentang Megamind, tidak akan bisa convergence.

b.) Speakers Accommodate
Cara speaker untuk menyesuaikan antara bahasanya dengan kemampuan dengan siapa listenernya. Sehingga pesan atau makna yang dimaksudkan dapat diterima oleh listenernya dan tidak terjadi missed communication dalam pembicaraan. Jadi speaker harus pandai menyesuaikan diri saat berkomunikasi dengan listenernya.
Misalnya saja di negara – negara yang multilingual, seperti Singapore, India atau Zaire, dengan variasi bahasa yang dimiliknya, orang disana memilih suatu bahasa yang nyaman untuk dipakai saat berkomunikasi dengan addressee nya.

c.) Speech Divergence
Merupakan efek yang ditimbulkan dimana saat melakukan percakapan, listener tidak bisa menangkap arti, makna atau pesan dari speaker. Sehingga tidak terjadi komunikasi yang convergence dalam percakapan tersebut dan menimbulkan missed communication.
Contoh: Ketika speaker membicarakan tentang “Joger”, listener sama sekali tidak
mengetahui apa itu jogger, dengan keadaan demikian maka komunikasi mereka divergence.

d.) Accommodation Problems
Ada beberapa contoh masalah dalam berkomunikasi, diantaranya missed communication. Keadaan dimana pesan dari speaker tidak dapat ditangkap oleh listenernya karena tidak memiliki shared knowledge dan konsep yang sama.
Jika kasus komunikasi yang tidak nyambung terjadi dalam text atau percakapan lisan, maka listener dapat bertanya kepada speaker, bagaimana isi pesan yang di sampaikan tersebut. Tetapi jika kasus komunikasi yang tidak nyambung terjadi dalam text tertulis (contohnya saat kita membaca buku), maka untuk menemukan isi pesan yang dimaksud oleh writer adalah dengan cara mencari shared knowledge (dengan mencari di internet atau membaca buku).

B. Context
Context adalah konsep, struktur skematis yang ada di dalam benak, masing – masing pikiran manusia. Context bisa juga bersumber dari kejadian sebelumnya dan dibentuk secara phsychological tiap individu. (H.G. Widdowson : 19)
Contoh: Saat speaker berbicara tentang “Touring”, dan listenernya juga menanggapi
pembicaraan tersebut dan proses komunikasi mereka berkelanjutan. Keadaan seperti itu berarti antara speaker dan listener sama – sama memiliki context tentang “Touring”, sehingga tidak terjadi missed communication.

1. Context, Style and Class

a.) Formal Context and Social Roles
Bentuk ucapan atau panggilan seseorang dalam percakapan yang disesuaikan dengan social roles atau setting tempatnya
Contoh: Budi memiliki ibu yang berprofesi sebagai dosen di Universitasnya. Saat
berada di rumah, Budi memanggilnya dengan sebutan “mama”, tetapi saat di kampus, Budi memanggilnya dengan sebutan “ibu dosen”. Dengan demikian, Budi menyesuaikan bahasa sesuai dengan tempat atau social roles nya.

b.) Colloquial Style or The Vernacular
Merupakan gaya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa daerah (logat). Ada strategi selain manipulasi topik yang telah digunakan untuk menangkap gaya pidato paling santai atau bahasa daerah rakyat. Perekaman kelompok orang bukan individu, misalnya, dan memilih pengaturan yang sangat nyaman atau informal merupakan strategi yang telah ditemukan untuk pergeseran pidato masyarakat terhadap bahasa daerah. Kedua meningkatkan jumlah peserta, dan memilih pengaturan yang sangat santai memberikan kontribusi untuk mendapatkan pidato lebih santai. Dengan demikian, peserta pidato akan lebih tertarik dan tersampaikan nya pesan atau makna yang berguna bagi masyarakat (peserta pidato).

c.) The Interaction of Social Class and Style
Interaksi antara kelas sosial dengan gaya bahasa yang digunakan seseorang saat berkomunikasi ialah semakin tinggi kelas sosial seseorang, maka semakin tertata rapi struktur bahasa yang digunakan nya. Semakin rendah kelas sosial seseorang, maka semakin tidak tertata rapi struktur bahasa yang digunakan nya, mungkin cenderung lebih kasar.
Misalnya saja bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari – hari oleh dosen, pasti berbeda dengan orang yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima di jalan. Dosen lebih menggunakan bahasa yang formal daripada pedagang kaki lima.

d.) Hypercorrection
Merupakan upaya untuk membenarkan suatu bahasa dalam kalimat atau frasa, tetapi justru mengarah ke hasil yang salah. Hypercorrection disebut juga sebagai penggunaan beberapa aturan pengucapan atau aturan grammar yang banyak pengguna bahasa menganggap tidak benar, tetapi bahwa menggunakan pembicara atau penulis melalui kesalahpahaman aturan ini, sering dikombinasikan dengan keinginan untuk tampak formal atau berpendidikan.
Hypercorrection Linguistik terjadi ketika aturan gramatikal atau phonetical nyata atau dibayangkan diterapkan dalam konteks keliru atau non-standar, sehingga upaya untuk menjadi "benar" mengarah ke hasil yang salah: Berhadapan dengan pengecualian cukup untuk aturan, pembicara mungkin kesalahan pengecualian untuk aturan umum, menerapkannya pada situasi di mana tidak pernah dimaksudkan untuk terjadi.
Contoh: Between you and I  seharusnya Between you and me.

2. Style in Non – Western Societies
Gaya bahasa Non – Western societies, sebagai contoh misalnya bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa, dapat dilihat dari speakernya. Jika speaker nya memiliki status sosial yang tinggi, maka bahasa Jawa yang dipakai cenderung lebih halus, atau biasa disebut dengan “Krama Inggil”. Sebaliknya jika speaker nya memiliki kelas sosial yang rendah, maka bahasa Jawa yang digunakan nya pun cenderung lebih kasar atau biasa disebut bahasa “Ngoko”.
Contoh: Bahasa Jawa (Gaya kelas tinggi / Krama Inggil) Menapa nandalem
mundhut sekul semanten?
(Gaya kelas bawah / Ngoko)  Kenopo kowe njupuk sega
semono?

C. Register
Merupakan variasi bahasa berdasarkan ‘use’-nya. Register adalah bahasa yang digunakan pada saat tertentu; dan dietntukan oleh: apa yang anda kerjakan, dengan siapa dan dengan menggunakan sarana apa. Register menunjukkan tipe proses sosial yang sedang terjadi.
Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya, sedangkan dialek sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunanya Di dalam konsep ini register tidak terbatas pada pilihan kata saja (seperti pengertian register dalam teori tradisional) tetapi juga termasuk pada pilihan penggunaan struktur teks, dan teksturnya: kohesi dan teksikogramatika, serta pilihan fonologi atau grafologinya. Karena register meliputi seluruh pilihan aspek kebahasaan atau linguistik, maka banyak linguis menyebut register sebagai style atau gaya bahasa. Variasi pilihan bahasa register tergantung pada konteks situasi, yang meliputi 3 variabel: field (meda), tenor (pelibat) dan mode (sarana) yang bekerja secara simultan untuk membentuk konfigurasi kontekstual atau konfigurasu makna.
Dalam sumber yang kami dapat, penulis tidak menyertakan dari gagasannya sendiri. Penulis mengambil sumber dari "in the sense that each speaker has a range of varieties and choices between them at different times" (Halliday et al., 1964).
Contoh: bahasa terbatas, dan bahasa untuk tujuan khusus. Contoh lainnya, mislanya:
variasi profesi (ilmiah, tehnologis), kelembagaan (doktor-pasien; guru-murid) dan konteks-konteks lain yang mempunyai struktur dan strategi tertentu (seperti: dalam diskusi belanja, ngobrol, dll.

D. Kesimpulan

Style, Context dan Register adalah suatu kesinambungan. Jadi, apabila kita hanya membahas salah satunya, seperti Style saja atau Context saja misalnya, tedak akan terjadi pemahaman. Dalam bab ini lebih ditekankan lebih kepada pengguna bahasa dan kepada siapa pengguna bahasa tersebut menggunakan bahasanya. Maka dengan sendirinya dapat terlihat adanya style context dan register dalam pembicaraan tersebut. Sebenarnya pemahaman tentang style context dan register sudah ada secara otomatis dari dalam diri kita, jadi kita hanya tinggal menyempurnakan penggunaan dengan baik dengan pembelajaran dari lingkungan dan pendidikan. Variasi bahasa yang ada merupakan variasi dari keanekaragaman latar belakang pengguna bahasa. Jadi, orang akan menyerap bahasa orang lain yang dianggapnya menarik namun masih dalam lingkup pengertiannya.


Daftar Pustaka

Holmes, Janet. 1992. An Introduction to Sociolinguistics. London: Longman.

Widdowson, H.G. 2007. Discourse Analysis. Oxford: Oxford University press.

Purnanto, Dwi. 2009. Etnografi Komunikasi dan Register. (online).
(http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id, diakses 15 Desember 2010).

Cadiva, Larasati. 2010. Variasi Bahasa. (online). (http://larasati
cadiva.blogspot.com/2010_04_01_archive.html, diakses 15 Desember 2010).


Disusun oleh : Made Ayu Winda Maharani & S. H. Naval Pradiba - Desember 2010

Selasa, 29 Maret 2011

Hey Monday - Candles

My short story

Vanessa
By Made ayu Winda Maharani

On a sunny morning, Vanessa woke up at 06.30 am, then she prepared everything as soon as possible. She stayed at home with Auntie, the servant that worked for her family over fifteen years. Her parents have worked in London since ten years ago and came home every two weeks.

“Good morning, Auntie. Is this my breakfast?” Vanessa said hastily.
“Good morning, Nessa. Yes, and this is your lunch, hope you like it,” Auntie said with gave her a box.
“Thank you, this breakfast is very delicious. I must going to school right now…, see you!” She waving her hand and ride her motorcycle.
“Be careful, Nessa!” Auntie said.

Vanessa was a beautiful girl, seventeen years old, very popular in SMA 3 Jakarta. She was very smart, especially in English Lesson. She followed and won some English Competitions. She has a best friend, Zahra that one class with her. Zahra was a kind girl and faithful to accompany Vanessa in joy and sorrow.

In that morning, Vanessa came fifteen minutes before the lessons begin.
“Hey…Do you oversleep?” Zahra asked. “How about your homework?”
“Oh My God…I really forget it. Which homework?” Vanessa panic.
“Make conversation in English. Calm down! You have ten minutes to do that, you are a smart student,” Zahra tranquilized.
“Don’t say like that, you are smart, too,” Vanessa said.
Finally she completed her assignment and the lesson began. She was very
excited following it.

The bell in the school was ringing, time to take a rest. Vanessa and Zahra went to cafeteria. Vanessa ate her lunch and so did Zahra. Suddenly, Rio came and sit beside Vanessa.
“Hi guys! Is that delicious?” Rio asked with appointed their lunch.
“Hi Rio, it is very delicious, my Mom’s cuisine,” Zahra said.
“Hi honey, do you want to try my lunch?” Vanessa offered her meal.
“No, thanks… I have ordered a bowl of soto,” Rio said.
“Ok… Bon appétit, guys!” Vanessa said.
Rio was Vanessa’s boyfriend a handsome and a kind boy in third grade of her school. He was very cared to Vanessa.

One day, there was a national level championship of English language that held in Bandung, ten days later. At that time, Vanessa asked to meet the headmaster in the office.
“Good morning, Sir, do you want to meet me?” She confused.
“Yes, sit down, please!” He said. “This is about the national level championship of English language. You selected to represent our school in that competition.” Vanessa looked at her headmaster wide eyed. “Would you accept this assignment?”
“Yes, of course, Sir. I’m so proud and glad to do that,” She shocked.
“Ok… I wish you could be a winner. Do the best for our school. Good luck!” He said.
“Thank you very much, Sir…,” She said with shined eye.

After that, she studied hard and also prayed everyday. She didn’t want to disappoint the people around her. One day before the competition, many people gave spirit to her. Her families, Zahra and Rio assembled at Vanessa's home.
“Let’s pray together! We wish Vanessa could be the winner,” Dad said.
“Amen!” Dad, Mom and Auntie said.
“Good luck for Vanessa…!” Zahra and Rio said with clapped their hands.
“Thank you all…,” She touched and felt confidence for tomorrow.

The competition's day has arrived, everything was ready. Vanessa was accompanied by her English teacher and the driver heading to Bandung. They arrived in there about one hour before the competition began. She was looks nervous, her teacher tried to calm her down.
“Just calm down and be your self. Everything will be ok! Good luck! You can do this!” The teacher supported.
“Thank you for your support, Madam…,” She said and smiled.
After that she went to some room and the competition began. While she followed the competition, her teacher was waiting in the waiting room.

Finally, Vanessa won a national championship and entitled to the cash money and college scholarships in America. That was awesome, her teacher very proud to her. A lot of people in there congratulated to her.
“Congratulation, Nessa!” The teacher hugged.
“Thank you, it is because of your support,” She smiled.
She was very happy and couldn’t wait returned to Jakarta, told this good news. She could look of happiness from her teacher face.

On the trip, Vanessa felt asleep because of fatigue. Suddenly, she was very shocked by the sound of a very loud, followed by shouts from the teacher. Apparently their car collided with the truck. The teacher and the driver were unconscious.
“Help… Help us, please!” She shouted and felt pain in her legs.

Vanessa had unconscious, then at the several times, she was conscious in the hospital. Dad, Mom, Auntie, Zahra and Rio accompanied her in there. She was very shocked know that her legs had paralyzed.
“No…My legs…!” She shouted and cried.
“Lighten up, my darling…You must be strong!” Mom hugged.
“Yes, don’t you cry, we always by your side,” Rio tranquilized.

She was very down, but somehow she remains grateful has to survived from the crash. Dad, Mom, Auntie, Zahra and Rio were always take care and also gave the spirit for her.
“Thank you very much. I’m promise will keep spirit to be a better person. I'm very lucky to have you all, thanks God...,” She smiled.
“That’s my girl! You are an awesome girl. Don’t be give up!” Dad hugged and smiled.

Because of them, she was spirited to regain her ideals, for the sake of future. In the end, she graduated from SMA 3 Jakarta with the best score and several years later, she got a baccalaureate degree from a university in the United States although she has physical defect.

Semarang, 7 October 2010

Similarities And Differences So, Too, Either, Neither

So, too, either and neither are usually used to express agreement or disagreement (positive or negative agreement) and serves to avoid repetition of words in a sentence (elliptical construction). The sentence becomes shorter without compromising its meaning.

A. SO – TOO ( POSITIVE AGREEMENT )
This pattern is used to express the same things or act in positive sentences (give the positive response on affirmative statement).

a.) If there are “to be” (is, am, are, was, were) in a main clause, the "to be"
used in the next statement directly.

The Pattern:
Affirmative statement (to be) + and + so + (to be) + Subject
or
Affirmative statement (to be) + and + Subject + (to be) + too

Example:
1. I am studying in Diponegoro University and so is he.
2. Dandy was born in Semarang and so was Dewi.
3. They are reading many books in the library and so are we.
4. Ari was uncomfortable with his uniform and Jane was too.
5. We were happy in the last holiday and they were too.

b.) If there are “auxiliary” (have, has, etc.) or “modal” (can, will, should, etc.) in
the sentence, the “auxiliary” or “modal” used directly.

The Pattern:
Affirmative statement + and + so + auxiliary or modal + Subject
or
Affirmative statement + and + Subject + auxiliary or modal + too

Example:
1. Fina can ride a car and so can my brother.
2. She will buy a computer and Rio will too.
3. We should ride a motorcycle carefully and so should I.
4. I had broken the glass and she had too.
5. Rima has eaten potatoes and I have too.

c.) If there are not “to be”, “auxiliary” or “modal” in a sentence, use “do /
does / did” in a short statement. It depends from the pattern of sentence,
whether present tense or past tense. Besides that, in present tense depends from
subject of the sentence; “do” for “they, we, I, you” and “does” for “he, she, it”.

The Pattern:
Affirmative statement + and + so + do / does / did + Subject
or
Affirmative statement + and + Subject + do / does / did + too

Example:
1. Adi wants a noodle for breakfast and so do I.
2. The doctor examined the patients and the nurse did too.
3. The carpenter cuts the wood with his saw and my father does too.
4. He always works overtime and so does my father.
5. She went to Paris last week and so did I.

d.) The conjunction “and” can be ignored, such as the short dialog below:
Mali : Hi, I’m Mali. I’m new student in here.
Melly : So am I. My name is Melly. Where do you come from?
Mali : I come from Surabaya.
Melly : What a coincidence! I do, too. Nice to meet you!
Mali : Nice to meet you too!

Anne : Hi Tom… Where did you go after graduate?
Tom : Hi Ann, I worked in Semarang.
Anne : Wow, so did I. How long had you been work there?
Tom : I worked there about a year. What about you?
Anne : I did, too… But I got much experience during worked
Tom : You’re right, so did I.

Conclusion:
The similarities between so and too are used to give a positive response in affirmative statements, showing the same things or action which means "agree" in positive sentence.

The difference between so and too are in the pattern:
SO  So + (to be) or (auxiliary / modal) or (do / does / did) + Subject.
TOO  Subject + (to be) or (auxiliary / modal) or (do / does / did) + Too.

B. EITHER – NEITHER ( NEGATIVE AGREEMENT )
This pattern is used to express the same things or act in the negative sentences. (give the negative response in negative statement).
"Neither" has the meaning "Not Either". So, it does not need "Not" in “to be, auxiliary, modal”, on the next statement. Whereas "Either" needs "Not" in "to be, auxiliary, modal", on the next statement.

a.) If there are “to be” (is, am, are, was, were) in a main clause, the "to be"
used in the next statement directly.

The Pattern:
Negative statement (to be) + and + Subject + (to be) + not + either
or
Negative statement (to be) + and + neither + (to be) + Subject

Example:
1. She is not a child anymore, and I am not either.
2. They are not Indonesian, and we are not either.
3. Shinta was not in home yesterday, and neither was Dewi.
4. You were not studying Mathematics, and neither were I.
5. I am not a beautiful girl in the class, and She is not either.

b.) If there are “auxiliary” (have, has, etc.) or “modal” (can, will, should, etc.) in a
sentence, the “auxiliary” or “modal” used in the next statement directly.

The Pattern:
Negative statement + and + Subject + negative auxiliary or modal + either
or
Negative statement + and + neither + positive auxiliary or modal + Subject
Example:
1. I must not go to school right now, and my sister must not either.
2. Rina can not swim, and neither can I.
3. I will not come in your party, and neither will he.
4. She could not cook chicken sup, and I could not either.
5. You have not broken the glass, and neither have I.

c.) If there are not “to be”, “auxiliary”, “verb” or “modals” in a sentence, use “do /
does / did” in the next negative short statement. It depends from the pattern of
sentence, whether present tense or past tense. Besides that, in present tense
depends from subject of the sentence; “do” for subject “they, we, I, you” and
“does” for subject “he, she, it”.

The Pattern:
Negative statement + and + Subject + do / does / did + not + either
or
Negative statement + and + neither + do / does / did + not + Subject

Example:
1. I do not like jogging, and she does not either.
2. You do not like a sandwich, and neither do I.
3. They did not read prescription, and neither did we.
4. Andi does not have a car, and Era does not either.
5. She did not come late yesterday, and I did not either.

There are some adverbs of frequency which is considered negative, such as: never, seldom, rarely, and etc.
Example:
1. She never comes here, and he does not either.
2. I seldom eat chicken steak, and neither does she.
3. Sammy rarely comes late in the class, and I do not either.
d.) The conjunction “and” can be ignored, such as the short dialog below:
Ella : Nanda, have you seen my shoes in garage?
Nanda : No, I have not.
Ella : What about you, Santi?
Santi : Neither have I.

Ira : Could you do the exam this afternoon?
Wati : No, I could not. It was difficult.
Ira : You’re right. I tried to do it, but I could not either.

Conclusion:
The similarities between either and neither are used to give a negative response in negative statements, showing the same things or action which means "dissagree" in negative sentence.

The difference between either and neither are in the pattern:
EITHER  Subject + (to be + not) or (negative auxiliary / modal) or (do /
does / did +not) + Either.
NEITHER  Neither + (to be) or (auxiliary / modal) or (do / does / did)
+Subject.


REFERENCES

Cyssco, Dhanny R. 2000. English Grammar Practice for TOEFL preparation test
edisi revisi. Jakarta: Puspa Swara.
Rachman, Noni. 2002. First Steps to Communicating in English 6. Jakarta:
Siwibakti Dharma.

Disusun oleh : Made Ayu Winda Maharani - November 2010

Cari tahu berat badan idealmu

Banyak sekali artikel yang berbicara tentang mengurangi berat badan, padahal masih banyak yang ingin sekali bisa menambah beberapa kilogram berat tubuhnya. Sebelum kita berbicara tentang hal itu, mari kita pertama mengerti, apakah kita terlalu kurus atau tidak?

Mudah saja, hitung Body Mass Index anda. Jika kurang dari 18.5, maka anda tergolong dibawah berat standar. BMI bisa anda hitung dengan menggunakan kalkulator BMI yang tersedia diwebsite http://majalahkesehatan.com/kalkulator-bmi-body-mass-index/.
Ada banyak suplemen untuk meningkatkan berat badan dipasaran yang bisa membantu meningkatkan kalori yang anda konsumsi, tetapi pemilihan jenis makanan juga mempengaruhi penambahan berat badan anda.

Prinsip dasar dari penambahan berat badan sebenarnya sederhana: anda perlu mengonsumsi kalori lebih banyak daripada yang tubuh anda gunakan untuk energi, dengan kata lain jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang). Coba ikuti 10 tips terbaik ini:

1. Makan lebih banyak kalori
Yang ini akan membutuhkan sedikit perhitungan. Umumnya kalori yang dibutuhkan secara rata-rata adalah 2.200 kalori dalam melakukan aktivitas ringan. Untuk wanita, sekitar 1.900 kalori. Anda perlu menambahkan 1.000 ekstra kalori per hari untuk memperoleh setidaknya 0,4 sampai 0,5 kg seminggu.

2. Buat pilihan yang pintar
Pilihlah susu, ikan dan daging dibandingkan roti. Juga pilih telur dibandingkan sayur. Makanan yang tinggi protein seperti kacang dan makanan yang tinggi serat dan karbohidrat seperti kentang, nasi, ubi adalah keharusan.

3. Tidur adalah saatnya pertumbuhan
Ini yang sering dilupakan oleh orang-orang yang kurus, karena biasanya mereka punya energi yang tinggi sehingga susah tidur dan akhirnya mengabaikannya serta sering begadang. Padahal tubuh anda baru bisa tumbuh lebih besar saat tidur dan tentunya tidak kurang dari 7-8 jam sehari.

4. Makan lebih sering
Jangan tunggu sampai perut anda lapar, segera makan secara rutin. Tetapi juga jangan makan sampai terlalu kenyang, karena proses pencernaannya jadi kurang sempurna. Sebisa mungkin bagi porsi makan anda yang biasanya 3 kali sehari menjadi 6 kali sehari.

5. Minum sangatlah penting
Walaupun hanya air putih, tetapi sangatlah berguna untuk tubuh anda agar bisa mengalirkan sumber makanan. Tambahkan juga minuman-minuman yang tinggi kalori seperti jus buah atau susu.

6. Tingkatkan olahraga dan latihan anda
Tapi tidak sembarang olahraga berguna untuk menambah berat badan. Olahraga kardio seperti aerobik, lari, jogging, basket sangat tidak disarankan. Anda perlu berlatih fitness yang keras dan intensif untuk memperoleh lebih banyak berat badan dan otot.

7. Beban adalah jalannya
Fokuslah pada latihan menggunakan dumbbell atau barbell sehingga bisa menarget kelompok otot besar anda.
Latihan-latihan terbaik untuk membangun massa otot dan menambah berat badan adalah squat, dead lift, bench press, barbell row, pull up dan bar dips.

8. Jangan terlalu lama di Gym
Umumnya orang kurus mempunyai metabolisme yang tinggi (artinya anda menggunakan energi cukup banyak bahkan saat beristirahat). Anda perlu latihan yang singkat tapi berat dan hindari latihan dalam waktu yang terlalu lama.

9. Kreatin?
Supelemen kreatin dapat membantu beberapa atlet untuk memperoleh berat badan. Hal ini bisa karena 2 hal, yang pertama kreatin menambahkan energi untuk berlatih dan juga menarik air untuk menambah isi otot anda.

10. Konsisten!
Mungkin perlu beberapa bulan agar tubuh anda bisa bertambah beratnya. Beberapa orang begitu mudah frustasi dan langsung memutuskan cara yang dia lakukan selama 2 minggu gagal karena begitu menginginkan hasil yang drastis.

Semoga Membantu^^